Sabtu, 26 Desember 2015

Broken home, Haruskah ??


Berbicara mengenai perceraian, di dalam agama bukan sesuatu yang dilarang namun juga bukan sesuatu yang dianjurkan, tetapi lebih baik dihindarkan. Sejatinya yang menjadi korban dari perceraian adalah anak dan pihak keluarga dari masing-masing pihak, disini saya akan membahas mengenai akibat dari perceraian yang berdasarkan dari pengalaman seseorang.
Awalnya pernikahan ini baik-baik saja sampai akhirnya mereka di karuniakan satu orang anak yang berjenis kelamin laki-laki, anak itu terlahir dengan fisik yang sempurna, wajahnya tampan nan lucu, orangtua dan keluarganya sangat bahagia menyambut kehadirannya. 5 tahun berselang keluarga mereka kembali berbahagia karena istri beliau diberi kepercayaan untuk kembali mengandung buah cintanya, dari sinilah mulai permasalahan selama istri beliau mengandung anak kedua, segala perhatiannya hanya tercurah kepada janin yang di kandungnya, sedangkan anak pertamanyatidak mendapatkan perhatian sama sekali, ayah sibuk bekerja dan ibunya sibuk santai-santai dirumah bermanja dengan masa-masa kehamilan keduanya. Bulan demi bulan berlalu tak terasa waktu persalinan pun tiba, saat itu persalinan dilakukan dengan proses cessar dan Alhamdulillah baby yang lahir dengan selamat itu berjenis kelamin perempuan, baby baru sudah lahir segala perhatian tercurahkan untuk baby kedua mereka tersebut, dan nasib anak pertama mereka jadi terabaikan, anak bersusia 5 tahun main dari pagi sampai malam tidak dicariin, setiap pulang kerumah hanya diberi uang entah dia sudah makan atau belum ibunya seakan tak peduli dengan hal itu.
Hari semakin berlalu sampai tiba saatnya kelakuan “aneh” dari sangat anak pertama pun terlihat dari mulai ucapannya nya yang selalu berbicara “kotor”, gerak tubuhnya yang kadang suka membenturkan kepala sendiri ke tembok, kadang pula tangan setiap memegang benda seperti lemas dan tak bertenaga, akhirnya sang ayah pun memutuskan untuk membawanya ke ahli saraf, dari vonis dokter awalnya adalah hipper aktif , kemudian dikasih obat tapi bukannya tambah baik tetapi malah semakin parah kelakuannya, dan kembali diperiksa lagi tetapi vonisnya kali ini beda yaitu salah satu penyakit yang menyerang saraf tapi saya pribadi lupa nama penyakitnya apa, kata dokter anak itu sulit untuk disembuhkan dan mungkin tidak akan bisa sembuh seperti semula, obat yang diberikan hanya bersifat meringankan tidak menyembuhkan. Saat itu ayahnya sangat terpukul tetapi semakin dilihat tidak ada perubahan yang signifikan dari efek obat maka pemberian obat pun dihentikan, hal yang membuat saya miris adalaah saat orangtuanya sudah tau anak mereka memiliki “kebutuhan khusus” mereka malah seakan tidak mempedulikannya, bahkan secercah perhatian pun tidak dirasakan anak itu sama sekali.
Anak itu tumbuh dan berkembang tanpa adanya kasih sayang dari kedua orangtuanya, ayah dan ibunya hanya memperhatikan anaknya yang perempuan itu saja, sedih pasti hal itu terlihat saat anak itu begitu iri dengan adiknya yang setiap minta apa-apa selalu dituruti oleh kedua orangtuanya dan tanpa sadar terlalu sering ia melakukan hal-hal yang mengundang perhatian dari kedua orangtua nya. Waktu semakin berlalu kedua anak mereka pun sudah tumbuh besar, yang paling besar menginjak usia 11 tahun dan si kecil berusia 6 tahun, saat ini konflik-konflik mulai bermunculai dimulai dari sang istri yang selalu berpergian dan pulang malam, puncaknya di 1 tahun berikutnya tepatnya saat memasuki bulan ramadhan, sang ayah menitipkan anaknya yg kecil kerumah ibunya, ternyata saat ini konflik yang besar sedang terjadi dirumah tangga mereka, sang suami pun mengetahui kalau istrinya selingkuh dengan pria lain dan akhirnya ia pun memutuskan untuk menceraikan istrinya. Singkat cerita mereka akhirnya mereka bercerai dan saya pribadi fikir anak-anak mereka sangat mengalami guncangan yang besar di psikis nya tapi saat melihat anak-anaknya mereka tetap have fun danbermain dengan rasa yang penuh suka cita.
Sampai pada akhirnya saya memiliki kesempatan untuk berbicara empat mata dengan anak perempuan nya, saya memang tidak ada background sebagai psikolog tapi sedikit saya pernah belajar mengenai psikologi, obrolan saya dengan anaknya santai diselingi dengan canda tawa, dengan begitu saya ingin membuatnya nyaman untuk bercerita apapun yang ia rasain kepada saya. Ia bercerita kalau ia sebenarnya ingin orangtua nya hidup rukun, tidak ada pertengkaran dan perhatian sama kakak dan dirinya, dia juga mengatakan kalau dia ingin kakanya sembuh dari penyakitnya, dia ingin kalau ayahnya kerja kakaknya bisa menjaganya dirumah, bisa nganterin sekolah, bisa main sepeda berdua, bisa cerita-cerita bareng, ah saat mendengar ceritanya rasanya air mata ini ingin pecah tapi aku malu denganya di setiap kesedihan yang ia rasakan tetapi ia menceritakannya dengan senyum-senyum penuh bahagia mengungkapkan harpannya. Selain itu ia juga bercerita kalau ibunya suka menjelek-jelakan ayahnya di depan dirinya, padahal ibunya yang salah tapi malah menyalahkan ayah.
Dari sini kita belajar jika masih bisa diperbaiki lebih baik perceraian itu jangan dilakukan, jika kita tidak bisa bertahan untuk pasangan, cobalah bertahan untuk anak. Sekcil apapun luka yang tergores dihati sang anak itu tidak akan pernah hilang oleh waktu. Terkadang kita orang dewasa seakan buta dengan apa yang dirasakan oleh anak-anak, kita terlalu sibuk dengan urusan sendiri tanpa ada sedikitpun rasa perhatian terhadap anak. Apalagi saat ini banyak ibu yang menjadi wanita karier, saat ibu bekerja anaknya dititipkan oleh neneknya atu bahkan pembantunya, miris sih mereka megatasnamakan kerja untuk anak tapi tugas mereka sebagai ibu dilakasanakan dengan baik. Kembali ke cerita lagi, saya juga pernah berbicara dengan anak yang ayah dan ibunya bekerja kantoran, anak itu berusia sekitar 5 tahun dan dia mengatakan “kak, suapin aku dong dan abis itu ajarin aku nulis ya” dan aku pun menjawab “kenapa mau disuapin? Belajar nulisnya nanti malem aja sama bunda” anak kecil itu oun berkata “aku kan gak pernah disuapin sama bunda, terus kalo pulang kerja bunda langsung bersih-bersih terus tidur gak ngajarin aku deh”, and then itu buat hati saya terenyuh sejatinya perhatian kecil yang kita beri kepada buah hati begitu sangat berharga untuk dirinya, mereka tidak butuh maianan, baju-baju bagus, sepatu mewah, tapi mereka hanya menginginkan perhatian dari kedua orang tuanya tertutama sang ibu.

Saat memutuskan untuk menikah sebagai seorang wanita dedikasikan diri kita untuk suami dan anak masalah karier lupakanlah, tugas kita adalah menjadi istri yang berbakti untuk suami dan madrasah pertama bagi anak-anak kita, biarlah tugas untuk mencari nafkah kita percayakan pada sang suami, memberi nafkah adalah kewajiban suami tetapi tidak lupa istri dan anak juga membutuhkan kasih sayang serta perhatian dari suami dan ayahnya. Semoga kita bisa menjadi orang tua yang baik untuk anak-anak kita, menjadikan keluarga tujuan untuk mencapai surga dan mampu menangani stiap permasalahan yang ada di dalam kehidupan rumah tangga.

Minggu, 20 Desember 2015

Never Give up


Aku duduk didepan ruang tunngu sambil menunggu namaku dipanggil, setelah hampir 5 menit aku menunggu akhirnya suster pun memanggilnamaku, kemudian aku masuk ke dalam menemui dokter, “ selamat pagi dinda” sapaan hangat dari dokter, “pagi juga dok” jawabku, perlahan dokter membuka lembar hasil ronsenku kemarin dan menjelaskannya padaku “dinda, kamu jangan sedih ya, menurut hasil pemiraksaan melalui ronsen ini, di payudara kamu terdapat tumor sebesar 5cm” jelas dokter, “tumor dok ? lalu gimana, apa yang harus aku lakukan, dok? Ucapku dengan rasa shock dan bingung, “begini dinda, tumor yang bersarang di payudara kamu sudah cukup besar jadi ini harus dioperasi, jika tidak dioperasi saya khawatir ini akan tambah membesar, bagaimana kamu mau langsung ditindak lanjuti untuk operasi ?” ujar dokter , “untuk operasi nanti saya mau mempertimbangkannya dulu, kalau begitu terimakasih ya dok” jawabku dan kemudian aku langsung bangkit dari tempat duduk dan keluar dari ruang dokter, setelah itu aku langsung memutuskan untuk kembali pulang kerumah, sepanjang perjalanan aku memikirkan penyakitku dan operasi itu, aku bingung disisi lain aku ingin segera dioperasi agar tumor nini segera hilang tapi disisi lain aku tidak ada biaya untuk operasi, karena tidak mungkin kalau aku ceritakan ini ke ayahku dan memintanya untuk membantu biaya operasiku, sedangkan ayahku harus membiayai kebutuhan keluarga dan sekolah adik-adikku, aku juga tidak ingin membebani pikiran ayahku atas sakit yang ku derita ini. jujur aku teramat bingung, aku nggak tahu apa yang harus aku lakukan, entah aku harus mengadu pada siapa dan entah apa yang harus aku perbuat untuk menghilangkan tumor ini.
Sesampainnya dirumah, hati dan fikiranku masih belum bisa tenang karena akupun belum tahu solusi atas masalahku ini, tetapi aku tidak boleh terlihat sedih didepan keluargaku aku tidak ingin mereka ikut meresakan beban serta kesedihan yang sedang ku rasakan. Aku langsung masuk kamar, mungkin dengan sedikit menyendiri dan maluapkan segala perasaan melalui tetesan air mata bisa sedikit melegakan perasaanku, tiba-tba pintu kamarku ada yang mengetuk dan terdengar suara “ teh, rena boleh masuk nteu?” akupun langsung menghapus air mataku dan menjawabnya “boleh atuh dek, sok atuh masuk”, “teteh kunaon atuh didalam kamar wae, geus makan ncan ? ucap adikku, “tenanaon, teteh mah kecapean jadi pengen istirahat dikamar dulu, teteh geus makan tadi pas diluar bareng temen teteh” jawabku kepada rena, “oh geus, yaudah atuh tetah istirahat aja,maafkeun udah ngaganggu”  ujar rena sambil beranjak meninggalkan kamarku, “iya tenananon, slow wae lah dek hehe” candaku ke rena. Syukurlah rena tidak menyadari kalau aku habis nangis, tak terasa waktu menujukkan pukul 18.00 dan adzan maghrib pun telah berkumandang, akupun segera bergegas ke kamar mandi untuk mengambil wudhu, setelah itu aku mengambil sajadah dan memakai mukena segera menunaikan sholat maghrib, selesai sholat melalui doa aku curahkan kepada sang pencipta atas segala beban yang ku rasakan, aku sadar saat aku bingung ingin mengadukan permasalahanku pada siapa, ada Allah yang menantiku untuk merintih kepadanya, jujur saat ini aku hopeless dan ingin menyusul ibuku ke surge, entah apa yang ada di fikiranku dalam doa ku berucap “Ya Allah… jika aku tidak bisa operasi tumorku ini, lebih baik kau cabut saja nyawaku daripada aku menyusahkan ayah serta adik-adiku, aku gak sanggup menahan beban ini sendiri dan aku gak sanggup jika harus melihat keluargaku merasakan kesedihanku ini”. selesai sholat aku keluar dari kamar dan bercengkrama dengan ayah serta adik-adiku, betapa bahagianya aku saat senyum terukir indah diwjah mereka, aku tidak bisa membanyangkan jika sakitku ini akan membuat senyum itu menjadi air mata penuh kesedihan.
Bulan demi bulan berlalu, tetapi fikiran akan tumor ini tidak akan pernah bernjak dari fikiranku, aku memutuskan untuk resign dari pekerjaanku, sebelum penyakitku ini tambah parah dan aku dikeluarkan dari pekerjaanku lebih baik aku yang mengundurkan diri, setelah resign dari pekerjaan aku , saat itu aku berfikir kalau aku harus bangkit dantidak boleh terus-terusan terpuruk dalam kesedihan, kalau pun unurku sudah tidak lama lagi, aku ingin disisa umurku ini menjadi ajang tebar manfaat ke sesama dan akhirnya aku memutuskan untuk mulai berbisnis, kemahiranku dalam membuat cake aku manfaatkan untuk membuka bisnis aneka cake dan Alhamdulillah bisnisku berjalan dengan lancar, selain itu aku juga menjadi resseler produk totebag, sedikit demi sedikit keuntungan dari hasil usaha aku tabung dan Alhamdulillah atas izin Allah tabunganku cukup untuk operasi, saat itu juga aku kembali kerumah sakit untuk check-up dan konsultasi dengan dokter untuk melakukan operasi. Waktu operasi itu tiba dan aku baru berani menceritakannya kepada keluargaku, tersirat kesedihan diwajah mereka tapi aku berusaha untuk menguatkan dan meminta doa dari mereka agar operasinya lancar. Aku mulai memasuki ruang operasi, saat itu aku dibius dan pas aku siuman aku sudah berada diruang perawatan, dan ayahku langsung berucap “Alhamdulillah kamu sudah siuman”, lalu aku bertanya kepada ayah “ ayah, bagaimana operasinya ? tumornya sudah diangkat kan ?, “Alhamdulillah sudah nak dan sekarang di payudaramu sudah tidak ada tumor lagi” jawab ayah, seraya mengembangkan senyum diwajahnya. Kurang lebih 3 hari aku dirawat intensif dirumah sakit, betapa bahagianya aku sakit yang selama ini membebani fikiranku sudah hilang, ayah dan adik-adikku pun turut berbahagia atas kesembuhanku dan sekarang aku bisa menjalani kehidupanku dengan bahagia tanpa ada beban yang menggelayuti.

Kehidupan itu up and down oleh karena itu melalui kehidupanlah aku belajar segala hal, saat putus asa menggelayuti adukan semua kepada sang pemilik hidup, beban dan masalah yang sedamg ku hadapi seakan sirna saat mendapat rangkualan dan kekuatan dari-Nya, aku memang pernah hampir menyerah tetapi Allah yang selalu menemaniku dan memberikan kekuatan serta kemudahan agar aku dapat melewati ujian-Nya, ujianini  adalah tanda cinta dari Allah untukku.

Minggu, 29 November 2015

Public Relations 6A Union


 Public Relations merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi-organisasi, lembaga-lembaga umum dan pribadi dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang ada hubungan dengan perusahaan, dalam kata lain seorang public relations adalah jembatan penghubung antara perusahaan dan publiknya.
Keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh bagaimana peranan public relations perusahaan tersebut, untuk menjadi seorang public relations yang professional harus memiliki skill komunikasi dan ilmu pengetahuan dunia public relations yang luas, pendidikan formal komunikasi public relations menjadi langkah awal untuk menuju jenjang karier menjadi professional public relations, untuk fungsi dan tujuan public relations, maka bisa disimpulkan bahwa dalam kegiatannya public relations memiliki fungsi dan tujuan yang spesifik. Oleh karenanya, keterampilan seorang public relations saat ini banyak digunakan oleh badan publik dalam menjalin hubungan baik dengan publik-publiknya baik untuk internal maupun eksternal. tujuan dari public relation adalah untuk menciptakan citra baik perusahaan sehingga dapat menghasilkan kesetiaan publik terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan.
Untuk menjadi seorang professional public relations diperlukan pendidikan formal yang memadai, hal itu dapat dimulai saat memasuki jenjang perkuliahan, saat memutuskan untuk menjadi mahasiswa/mahasiswi public relations harus memiliki komitmen yang tinggi untuk belajar dengan sungguh-sungguh agar setelah lulus kuliah ilmu yang di dapatkan dapat bermanfaat untuk menuju jenjang berikutnya yaitu di dunia kerja. Seorang professional public relations tidak hanya harus pandai berbicara saja, tetapi juga harus kreatif, inovatif dan pandai dalam mengendalikan issue.
Di dalam buku ini penulis akan membahas mengenai mahasiswa/mahasiswi public relations jenjang D3 dari mulai kanapa harus memilih jurusan public relations, awal masuk kuliah, perjalanan selama kuliah dari tingkat 1 sampai tingkat 3, merasakan kegundahan saat menunggu hasil sidang, dan menikmati manisnya wisuda. Di dalam buku ini penulis juga menggambarkan apa saja praktik yang dilakukan mahasiswa/mahasiswi jurusan public relations.
Dari hal tersebut penulis berharap melalui buku ini dapat memberikan informasi mengenai suka-duka serta pengalaman yang begitu menyenangkan menjadi mahasiwa/ mahasiswi public relations, dan melalui buku ini pula penulis ingin tidak ada lagi pemuda/pemudi yang salah jurusan atau menyesal setelah mengambil jurusan public relations karena tidak sesuai dengan passion yang dimiliki masing-masing individu tersebut.
Di mulai dengan pertanyaan :  mengapa mengambil jurusan public relations?, berdasarkan pengalaman saya pribadi yang juga kuliah di jurusan public relations dan bisa langsung survey kepada teman-teman satu kelas dengan saya, setelah ditanyakan mengenai kenapa memilih jurusan public relations ? banyak yang menjawab karena terpaksa untuk mengikuti kenimginan orang tua, ada juga yang bilang karena hanya iseng, dan juga karena bingung milihnya jadi asal pilih jurusan aja, tetapi juga ada yang memilih jurusan public reations kerena sesuai dengan passion yang dimilikinya. Begitu banyak alasan para mahasiswa/mahasiswi mengenai mengapa memilih jurusan public relations, apapun alasannya pasti akan memberikan dampak pada akhirnya.
Awal masuk ke dunia perkuliahan, di kampus saya Alhamdulillah tidak di berlakukan ospek dari senior kepada para mahasiswa/mahasiswi barunya, pada saat awal masuk kuliah hanya diadakan ORMIK (Orientasi Akademik) pada saat ormik untuk jurusan public relations harus menggunakan kaos berwarna kuning, kami berkumpul di dalam tennis indoor senayan dan acara dimulai dengan pembukaan dari rector beserta jajaran nya, setelah itu para mahasiswa/mahasiswi menyanyikan lagu kebangsaan kampus, kemudian disampaikan beberapa materi perkenalan mengenai kampus dan kegiatan-kegiatan yang diadakan dikampus, selanjutnya diadakan games untuk mempererat dan saling mengenal sesama mahasiswa baru. Acara berlangsung selama 3 jam, acara selesai setelah makan siang.
Pada pertengahan bulan September 2014 , perkuliahan dimulai dan saat itu mata kuliahnya adalah dasar-dasar jurnalistik, setelah masuk kelas dosen memperkenalkan diri dan kemudian menyampaikan materi, materi awal mengenai dasar-dasar jurnalistik yaitu mengenai hukum dan etika pers, dosen menjelaskan seputar pengertian hukum dan sanksi, perbedaan hukum dan etika, delik pers, kriteria delik pers, jenis-jenis delik pers yang terdapat dua jenis yaitu delik aduan dan delik biasa, kelompok delik pers, etika pers yaitu penjabaran mengenai kode etik jurnalistik dank ode etik praktik. Semua materi di pertemuan pertama sudah di sampaikan, selanjutnya dosen memberikan tugas pertama kepada mahasiswa/mahasiswi untuk membawa surat kabar pada pertemuan selanjutnya, dosen menutup pertemuan pada hari itu dan kelas pun selesai, hari itu hanya 1 mata kuliah saja, sehingga selepas keluar kelas dapat hangout bersama teman-teman untuk mengakrabkan diri satu dengan yang lain.
Di hari berikutnya mata kuliah ilmu komunikasi, pada pertemuan awal di mata kuliah ini dosen menjelaskan mengenai pengertian ilmu komunikasi, sejarah ilmu komunikasi, era perubahan komunikasi yang terbagi dalam emapat era yaitu : era komunikasi tulisan, era komunikasi cetakan, era telekomunikasi, dan era interaktif, selanjutnya masuk ke dalam unsur-unsur komunikasi yaitu  meliputi komunikator-isi pernyataan- komunikan, tindak komunikasi, saluran komunikasi, peralatan tubuh manusia yang tebagi dalam dua jenis : peralatan jasmaniah (mulut, telinga, kaki, tangan, muka) dan peralatan rohaniah (hati, nurani, akal, budi, dan seperangkat naluri), setelah semua materi dijelaskan maka berakhirlah kelasnya, dan kemudian dilanjutkan pada mata kuliah berikutnya.

Jam kedua adalah mata kuliah etiket dan pengembangan diri, setelah masuk kelas dosen menjelaskan bahwa  pada mata kuliah ini mahasiswa public relations diwajibkan menggunakan pakaian kerja dan tidak boleh memakai celana jeans ataupun kaos, selanjutnya masuk ke penjelasan meteri mengenai pengembangan diri, factor pengembangan diri yang ditentukan oleh tiga factor yaitu : factor bawaan (genetika), factor lingkungan, factor interaksi (bawaan dan lingkungan), penjelasan tiga kriteria untuk menetapkan kematangan pribadi seseorang yaitu : extention of the self, self-objectification, filsafat hidup, dijelakan juga konsep kepribadian dari The Johari Window yaitu : open spot, blind spot, secret spot dan dark spot, selanjutnya penjelasan mengenai profesionalisme dan syarat-syarat menjadi professional. Selesai sudah pertemuan pada hari itu dan kelas pun berkahir.

Sabtu, 21 November 2015

The real friendship



Aku bertemu dengan mereka di salah satu komunitas islam ya mereka adalah danti dan vera, sebelumnya aku dan danti memang sudah bersahabat dari SMA tapi Qodarullah kita dipertemukan kembali di komunitas tersebut. Sudah 1 tahun kita ada di komunitas itu, nama komunitasnya adalah Yang Muda Yang Berdakwah dari sanalah kita saling mengenal satu dengan yang lain, aku dan danti memang selalu nempel dan heboh berdua aja, sampai tiba saatnya vera menjadi orang ketiga yang melengkapi kita, seringnya kita bertemu dan bersua membuat kita nyaman untuk saling bertukar cerita, banyak hal yang telah kita bertiga lewati dari mulai bahagia bersama sampai nangis tersedu-sedu bersama. Kita bertiga mempunyai panggilan masing-masing yaitu untuk vera kita manggilnya (Makper), kalo danti panggilannya (sundantee) dan aku sendiri dipanggil (Annabel), entah itu panggilan sayang atau panggilan ejekan ya hehe.
Diantara kita bertiga aku sendiri yang masih fakir ilmu dan rada selengean, kalo makper sendiri orangnya dewasa dan keibuan meskipun belum jadi ibu, sedangkan danti orangnya super duper baik banget saking baiknya setiap ada yang ngajak pergi dia gak bisa nolak, buat aku, mereka adalah segalanya dan bukan sekedar sahabat melainkan sudah seperti keluarga sendiri, mereka salah satu pelengkap hidupku, bersama mereka aku merasa sempurna. Seiring berjalannya waktu kita memang jarang bertemu, meski terpisah jarak dan waktu tapi dengan doa kita bisa menyatu. Bahagiaku adalah bahagia mereka, sedihku pun juga sedih mereka, kita saling melengkapi satu dan yang lain.
Pernah saat aku berada dititik yang paling bawah, saat ujian mendera, tangis pun tak kunjung reda dan semangat hidup pun mulai punah tapi mereka selalu ada disampingku, mereka yang selalu menguatkanku. Saat itu aku merasa sudah tidak punya tujuan hidup lagi, segala mimpi serta harpanku seakan musnah, ingin rasanya menyerah dalam menghadapi ujian ini, tetapi mereka ada yang merangkulku, mereka adalah tongkat saat aku sudah tak sanggup untuk berdiri. Hal yang paling aku ingat saat ujian ini menghampiriku mereka rela datang kerumahku untuk menghiburku, ya makper perjuangan sekali dari bekasi untuk datang kerumahku dan danti yang agendanya begitu padat tapi dia rela meluangkan waktunya untuk menemuiku, ceritanya mau mencurahkan apa yang aku rasain ke mereka tapi semua buyar saat ketemu mereka aku gak sanggup untuk meneteskan air mataku, senyum kebahagianan yang mereka tampakan saat dihadapanku membuat kesediahan yang aku rasakan seakan musnah, ya mereka yang selalu merubah tetasan air mata ini menjadi bulir senyum kebahagiaan. Betapa beruntungnya aku memiliki mereka dan bersyukur Alllah telah hadirkan mereka kedelam hidupku, mereka menjadi pengganti atas segala kegundahanku, semangat hidupku kembali, kehadiran mereka seakan memacuku untuk menjadi pribadi yang kuat dan salalu bersemangat.

Untaian tulisan ini seakan tidak akan pernah cukup untuk menggambarkan betapa sempurnanya mereka, aku sadar kalau kita tidak selamanya terus bersama, karena usia manusia ada batasnya dan mereka pun suatu hari nanti akan menikah, mempunyai kehidupan baru yang mungkin kelak kita tidak bisa sering untuk bercengkrama, bersenda gurau, saling melepas tawa bersama,jika waktu perpisahan ini telah tiba, aku ingin kalian tahu kalau kalian sangat berarti untukku dan doa ini akan terus tersenandung untuk kalian, semoga kelak kita dipertemukan kembali di Jannah-Nya.

Jumat, 20 November 2015

True Love

Orang bilang cinta dalam diam itu menyakitkan, orang bilang jadi jomblo di masa muda itu tidak menyenangkan, orang bilang memendam rasa cinta itu menjengkelkan, tapi hal itu tidak berlaku buat aku, rasa ini adalah anugrah dan cukup aku dan Dia yang mengetahuinya.

Rasa ini muncul saat peratama kali aku mengenalnya, saat itu kita berada didalam satu organisasi yang sama, entah kenapa saat pertama kali aku mengenalnya ada sesuatu yang beda kurasakan terhadapnya. Awalnya aku kagum dengannya, cara pandangnya dalam melihat dan menyelesaikan masalah itu sangat mengaggumkan, sikapnya yang dewasa semakin menambah rasa kagumku padanya ditambah lagi dia yang begitu menghormati wanita dan sangat menjaga pandangannya. Saat itu aku berfikir mungkin ini hanya kekaguman semata tetapi semakin-hari rasanya semakin beda entah kenapa setiap dia ngechat di grup hatiku rasanya bahagia sekali, padaahal saat itu aku belum pernah melihatnya sama sekali tapi setiap kehadirannya seakan membawa kebahagiaan untukku.

Sampai tiba saat aku bertemu dengannya pada agenda rapat yang organisasi kami lakukan, rasanya penasaran sekali bagaimana rupannya dia, saat itu aku tidak melihatnya dengan jelas karena ia selalu menunduk ya aku faham ia begitu sangat menjaga pandangannya terhadap wanita yang bukan mahromnya, pertemuan itu begitu singkat dia terpaksa harus pulang terlebih dahulu karena ia harus kembali masuk kerja, aku sedikit kecewa tapi tidak menjadi masalah. Sempat berfikir kalau pertemuan tersebut mungkin pertemuan pertama dan terakhir dengannya karena dia yang begitu sibuk dengan kuliah, kerja, dan dengan organisasi yang ia ikuti lainnya, terkadang terselip rasa rindu yang begitu dalam untuknya tapi sebisa mungkin aku menipisnya, karena aku tak ingin perasaanku kepadanya dapat menggoyahkan imanku kepadaNYA.

Rasanya ingin sekali menghapus semua rasa ini tetapi semakin aku berusaha untuk melupakannya semakin aku jatuh hati dengannya, dia bukan sosok pria yang sempurna tapi buatku dia begitu special dan limited edition, aku berharap kelak dialah pria yang menyempurkanku dan menjadi pendamping hidupku hingga ke surga-Nya. Dia tak pernah tahu dan mungkin dia tak akan pernah tahu apa yang aku rasakan kepadanya, salam rindu ini selalu aku sampaikan dalam setiap untaian doaku kepada-Nya, segala tangis penuh harap aku memohon kepada sang pemilik hati agar dialah yang ditakdirkan sebagai jodohku, tapi jika bukan dia yang akan menjadi pendamping hidupku tak mengapa, doa ini tetap ku lantunkan agar Dia menjaga mu dan menjadikanmu selalu istiqomah dijalan-Nya.

Abasay itu adalah panggilanku untukmu, tidak pernah aku terlupa untuk menyebut namamu di setiap doaku, kau yang pertama yang membuatku jatuh hati setelah hijrah ini, darimu aku belajar cara menyikapi setiap masalah yang datang, aku memang selalu berharap agar Dia menjadikan aku yang terbaik untukmu. Aku tak pernah tau apakah sudah ada wanita lain yang selalu ada didalam doamu tapi satu hal yang aku tahu, kalau aku tidak akan pernah berhenti untuk menyampaikan setiap perasaanku kepadamu melalui-Nya.


Mungkin terkesan terlalu naïf jika hanya mencintai seseorang dalam doa, tapi buatku itu adalah salah satu caraku untuk menjagamu dari kejauhan, menyampaikan rasa dihatiku kepada sang pemilik hati, cinta ini ku pendam sendiri bukan karena aku gengsi tapi aku malu dan aku takut mengukapkan ini kepadamu,memendam seperti ini memamng cukup menyakitkan tapi semua aku nikmati dengan penuh harap. Abasay aku berharap kalau suatu hari nanti kamu datang kerumah untuk melamarku, aku berharp akhir dari kisah ini seperti kisah Ali dan Fatimah yang sama-sama memendam rasa yang sama, namun tetap bisa menjagnya sampai akhirnya Ali datang untuk melamar Fatimah dan bersatu dalam ikatan pernikahan.

Abasay andai segala harapanku tidak tercapai dan bukan kau lah yang menjadi penyempurna separuh agamaku, aku tak akan pernah menyesal atas rasa yang singgah dihatiku ini, dan aku juga tidak akan pernah kecewa akan rasa yang tidak berbalas ini, Dia tahu apa yang terbaik untuk kita, abasay jika kelak kita tidak bisa bersanding bersama semoga kelak aku bisa bersnading dengan pria pilihan-Nya dan kamu juga bersanding dengan wanita dari pilihan-Nya, semoga kita mendapatkan yang terbaik dari yang paling baik. Terimakasih abasay darimu aku bisa belajar banyak hal dan terimakasih abasay atas segala keistimewaan dirimu yang mebuatku begitu kagum denganmu, kau begitu special yang pernah singgah di cinta dalam diamku.

Buatku cinta sejati itu bukan egois dan “memaksa” untuk memiliki orang yang kita cintai tapi cinta sejati itu dapat mengikhlaskan orang yang kita cinta bahagia bersama cintanya dan mensyukuri segala rasa yang telah Dia titipkan kepada hambanya.

Kamis, 12 November 2015

Kenapa Saya Harus Menulis ??



Berbicara mengenai menulis maka kita akan berbicara mengenai perubahan, karena setiap tulisan yang kita buat akan berdampak pada diri sendiri bahkan membawa perubahan untuk dunia. Menulis merupakan wadah yang sangat tepat untuk mencurahkan segala apa yang ada difikiran dan dihati kita, selain itu melalui menulislah kita dapat menebar manfaat untuk sesama “Kalau kau bukan anak Raja, anak Ulama Terkenal, maka Menulislah” quote tersebut dari Imam Ahmad Ghozali, quotenya beliau sangat familiar didengar dan salah satu penyemangat untuk tetap menebar manfaat melalui menulis.
Tujuan merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan, begitupun juga dengan menulis yang memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai untuk kedepannya. Tujuan kita untuk menulis adalah ingin memberikan sesuatu yang bermanfaat untuk ummat, dapat menebar manfaat dari setiap tulisan-tulisan yang kita buat merupakan suatu kepuasan tersendiri bagi seorang penulis, Selain itu melalui menulis kita dapat menggantungkan impian dan harapan kita, setiap penulis pasti bermimpi suatu saat karyanya dapat diterbitkan dan dijejerkan dengan buku best seller. Semua mimpi-mimpi itu akan menjadi kenyataan bila kita berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan nya.

Menjadi seorang penulis tidak harus memiliki bakat menulis, yang harus dimiliki seorang penulis adalah keinginan iya keinginan untuk menebar manfaat melalui sebuah tulisan. Memulai menulis bisa kapan saja asalkan kita mimiliki keinginan dan tekad yang kuat, ide untuk menulis bisa melalui apa saja, dari pengalaman pribadi, pengalaman teman, atau dari potret di dalam lingkungan sekitar, kuncinya banyak mencari inspirasi menulis dengan membaca dan belajar dengan orang-orang yang telah berpengalaman dalam menulis. Apapun yang kita tulis bisa menjadi manfaat untuk diri sendiri ataupun orang lain, bukan hanya sekedar menerbitkan buku yang best seller tetapi juga kaya akan ilmu dan menginspirasi banyak orang.

Menulis itu perlu karena melalui tulisanlah kita dapat mengenang kejadian-kejadian apapun yang kita alami, belajar dari apa-apa pengalaman yang telah kita dapat selama hidup ini, jika kita tidak dapat merubah dunia maka rubahlah dunia dengan cara kita, dengan menulis adalah cara kita untuk merubah dunia, bawalah perubahan disetiap langkah dalam hidupmu dan tinggalkanlah sebuah karya yang dapat membuat orang lain terinspiransi karena mu. Dengan menulis selain dapat memberikan manfaat bagi orang lain juga dapat dijadikan sebagai ajang “unjuk gigi” lebih tampil percaya diri dengan menujukan kelebihan yang kita miliki melalui tulisan hasil karya sendiri. Melalui menulis juga dapat sebagai amal jariyah karena jika tulisan yang kita buat dapat bermanfaat bagi ummat, maka amalan tersebut tidak akan terputus walaupun kita telah meninggal dunia, karena sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain dan juga amal jariyah merupakan salah satu amalan yang tidak akan terputus meskipun jiwa telah meninggalkan raganya. Selain itu dengan menulis juga bisa menjadi sumber penghasilan kita, seru kan jika hobby menulis ini bisa sebagai ladang penghasilan kita juga ? kalau buku hasil karya kita menjadi best seller akan meningkatkan financial kita, banyak sekali benefit yang kita dapatkatkan karena menulis dari mulai menebar manfaat bagi orang banyak sampai dengan dapat meningkatkan urusan financial juga. Namun, kembali ke niat awal lagi jangan jadikan menulis hanya sekedar ingin buku yang diterbitkan menjadi best seller saja dan dapat menulis sesukannya tanpa memperhatikan kaidah-kaidah kepenulisan, jangan sampai buku yang kita tulis itu menjadi sebuah karya yang best seller tetapi tidak bermutu, tidak ada hal-hal positif yang dapat orang lain ambil dari buku karya kita. Jadilah penulis yang buku best seller dan terkenal dengan kualitas dari tulisan yang dimuat didalam buku, bukan menjadi penulis yang terkenal karena karyanya yang penuh dengan sensasional.

Harus menunggu apa lagi untuk mulai menulis ? jangan lagi ragu untuk mulai menulis, begitu banyak benefit yang bisa kita dapatkan dari menulis dan melalui menulislah kita dapat dikenal dunia, tidak ada satu hal pun yang menghalangi kita untuk menulis, alasan-alasan klasik membuat kita ragu atau malas untuk menulis ? buanglah fikiran-fikiran seperti itu menulis tidak harus di laptop, mulai menulis di buku catatan juga bisa curahkan semua ide-ide yang ada difikiran kita, susah cari idenya ? Allah sudah menciptakan manusia begitu sempurna dengan memberikan akal yang begitu luar biasa, ide-ide yang cemerlang bisa diperoleh dari mana saja asalkan kita peka terhadap keadaan, takut tulisannya belum bagus ? mulai dan terus belajarlah jika tidak ingin memulai dan belajar tidak mungkin kita bisa menghasilkan sebuah tulisan yang bagus, janganlah menunda-nunda sesuatu yang baik jika tidak mulai menulis dari sekarang, lalu kapan kita memulainya ?. mulailah menrubah pola pikiri dirimu dahalu, mulai menulislah banyak orang yang sedang menunggu untuk membaca buku hasil karya dirimu.

So, tanyakan pada dirimu sendiri dengan sebuah pertanyaan, Kenapa saya harus menulis ? dan kemudian jawab didalam hati :
1.      Karena saya ingin menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama
2.      Karena saya ingin merubah dunia melalui buku hasil karya saya
3.      Karena saya ingin tampil percaya diri
4.      Karena dengan menulis dapat sebagai amal jariyah untuk saya kelak
5.      Karena melalui menulis saya dapat meningkatkan financial saya.


Jangan pernah ragu lagi untuk menulis dan mulailah untuk menulis, curahkanlah ide-ide yang terbentang didalam fikiranmu, jika dunia tidak dapat merubahmu maka rubahlah dunia dengan caramu. Menulis itu harus dan sangat dianjurkan dengan menulis kita dapat memperkenalkan diri kita kepada dunia, pilihan ada ditanganmu mulai untuk menulis dan rubahlah dunia melalui karyamu atau stuck dengan keadaamu sekarang, Jadilah penulis muda yang menebarkan kebaikan melalui sebuah karya, hasilkanlah sebuah karya terbaik darimu untuk ummat.

Rabu, 19 Agustus 2015

menikah ingin atau siap ??

akhir-akhir ini banyak sekali pembahasan mengenai pernikahan, yups nikah muda menjadi hal yang menarik untuk dibicarakan saat ini. pernikahan merupakan hal yang tidak boleh untuk ditunda namun juga tidak dapat dilangsungkan secara tergesa-gesa, saat ini banyak sekali muda-mudi yangberlomba-lomba untuk menikah, itu memang bagus tetapi mereka ljupa bahwa pernikahan itu bukan hal yang dapat dipermainkan, banyak landasan-landasan yang harus dipahami terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk menikah,

nikah itu butuh ilmu, nikah bukan perkara soal kesiapan mental ataupun materi saja tetapi hal utama untuk melangsungkan pernikahan adalah ilmu, tanpa ilmu agama yang kuat tujuan pernikahan yang sakinah, mawadah dan warahmah itu tidak akan terwujud. disinilah pertanyaan itu muncul saat memutuskan menikah itu karena ingin atau memang sudah siap ????
jawabanya menurut saya kedua hal tersebut saling berhubungan dan memang harus sejalan dan seiiring, jika kita hanya ingin menikah tetapi belum siap pernikahan itu tidak akan mungkin terjadi, sebaliknya pun juga begitu jika sudah siap namun tidak ingin menikah ya semua tidak akan terjadi.
perkara siap gak siap itu tergantung dari diri kita sendiri, jiak sudah ada keinginan untuk menikah maka silahkan mulai untuk persiapkan diri.

untuk laki-laki persiapkan diri untuk memperdalam ilmu agamanya, rajin dalam beribadah, bertanggungjawab dan mampu untuk menafkahi keluarganya kelak.
sedangkan untuk wanita persiapkan diri mulai dari banyak belajar agama, belajar memasak, belajar membereskan rumah karena kelak ia akan menjadi seorang istri dan ibu bagi suami serta anak-anaknya kelak.
jodoh kita masih rahasia, tiada yang salah jika sambil menunggu ia datang, disini kita mempersiapkan diri terlebih dahulu agar kelak ketika ia sudah menjemput kita sudah siap dan ingin untuk membina hubungan rumah tangga bersamanya.

Minggu, 29 Maret 2015

Life is Learning

di kehidupan yang singkat ini harus kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya, belajar sebanyak-banyaknya sebelum jatah kita hidup di dunia ini jatuh tempo. hidup adalah sebuah pembelajaran, dalam hidup kita belajar untuk mengasihi, menyanyangi, saling membantu, selain itu tugas kita selama masih diberi umur yang panjang adalah senantiasa beribadah kepada sang Pencipta. segala yang ada di dunia ini adalah milik Allah semata, kita sebagai umatNya harus mengikuti aturanNya yang telah ditetapkan di dalam Al-Qur'an dan Hadits, apapun yang terjadi pada kita sudah ditetapkan olehNya takdir kita ada ditangan Allah. satu hal yang pasti terjadi pada kita adalah KEMATIAN, mati itu pasti adanya entah kapan itu terjadi kita tidak pernah tahu, yang perlu kita persiapkan untuk menyambut datangnya kematian tersebut adalah memntipkan bekal sebanyak-banyaknya.

kapan, dimana, dan dengan cara seperti apa saat kita meninggal nanti ? tidak ada satupun manusia yang mengetahuinya, siap maupun tidak siap saat waktunya telah tiba kita harus siap. entah sudah cukup atau tidak bekal yang selama ini kita kumpulkan malaikat maut akan datang untuk mengambil nyawa kita, jangan pernah berfikir kematian hanya datang kepada mereka yang sudah tua dan jangan pernah berfikir untuk terus melanggar perintahNya selama diberi kesempatan untuk hidup ini. manfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk beribadah dan melakukan segala hal positif yang dapat bermanfaat untuk sesama karena setelah kita telah tiada siapa yang akan mendoakan kita, selain sanak saudara seiman yang menyanyangi kita. terlalu bodoh jika menganggap enteng KEMATIAN karena sesungguhnya melalui KEMATIANlah kita akan menuju sebuah kehidupan yang kekal untuk selamanya.

Sabtu, 03 Januari 2015

mama...

ibu... sosok yang aku kagumi, sosok yang aku sayang dan sosok yang aku jadikan sebagi panutan, sekarang ia telah berubah sifat dan sikapnya sangat berbeda dari yang dulu aku kenal.
entah apa dan siapa yang membuatnya berubah aku tak tahu, sekarang ia menjadi sosok yang emosional,hitung-hitungan, hanya mengejar duniawidan seakan tak peduli akan nasihat dari anak-anaknya. ia menjelma sebagai ibu yang keras kepala dan seakan apapun yang dikatakannya selalu benar, kami tidak ingin membencinya tetapi semakin hari sikapnya semakin menyebalkan. dia bukan lagi seorang ibu yang dulu ku kenal, seorang ibu yang lembut lagi penyanyang, aku berusaha untuk tidak membencinya tetapi kakak-kakakku teramat sebal dengan dirinya.
sikap ibuku yang seperti itu teramat membuatku tidak betah berada dirumah, aku pusing setiap hari mendengar amarah dia yang meledak-ledak, keluh kesahnya yang membuatku merasa jikalau aku adalah beban untuknya.

aku sadar aku bukan anak yang baik, tetapi untuknya aku berusaha untuk menjadi anak yang terbaik, anak yang dapat memakaikan mahkota kemuliaan untuknya di surga kelak. tetapi saat ini aku tidak bisa memberi apapun untuknya, terlebih lagi untuk memberinya "materi" aku belum sanggup yang ada aku meminta kepadanya, terkadang aku merasa lelah untuk belajar, aku ingin segera bekerja agar aku bisa membelikan segala sesuatu yang ibuku minta, aku tidak ingin menjadi beban lagi untuknya, aku tidak ingin ia masih bekerja di masa tuanya.

setiap kali melihat wajahnya aku rindu, aku rindu ibuku yang dulu, yang selalu sabar, peyayang,kuat,ikhlas dalam mengahadapi segala sesuatu, setiap sujudku selalu ku sebut namanya aku berharap Allah dapat melembutkan hatinya dan menjernihkan fikirannya agar ia kembali seperti ibu yang pertama kali aku lihat saat aku lahir di dunia ini.