Ini
adalah akhir dari perjalanan cinta dalam diamku, saat dimana aku harus belajar
untuk mengikhlaskan sesuatu yang tidak di takdirkan untukku. Sesuatu itu adlah
cinta sebuah rasa kasih sayang yang tulus aku sampaikan KepadaNYA, sebuah doa
penuh harapan aku curahkan agar rasa ini terbingkai indah di hati. Aku begitu
menikmati keindahan cinta dalam diam ini , mengapa ? karena aku merasa begitu
dekat dengan dia yang kucinta tanpa harus dia mengetahuinya, biarlah Dia yang
menyampaikan ini kepada dia, kurang lebih hampir 2 tahun aku menyimpan perasaan
ini, tak berani aku mengungkapkan semua ini, aku selalu merasa tak pantas
untuknya dan kodratku sebagai wanita membuatku malu untuk mengungkapkan nya.
Cinta ini sebuah rasa yang suci aku tak ingin menodainya hanya sebuah keinginan
untuk mendapatkannya, memang aku sangat mengharapkannya entah kenapa saat
pertama kali aku mengenalnya, aku merasa “he’s perfect husband” mungkin saat
itu pertama dan terakhir kalinya aku bertemu dengan nya, idealism nya yang
membuat aku kagum kepadanya, membuatku merasa nyaman saat mendoakan nya, tangis
pilu penuh harap selalu ku curahkan di setiap sujudku, agar kelak dialah lelaki
yang akan menjadi suamiku sehidip sesurga.
Tetapi
seketika harapan itu hancur, saat seorang teman memberi kabar kalau ia akan
menikah di bulan februari ini, jujur saat mengetahui itu semua hatiku begitu
sakit dan merasa semua doaku terbuang sia-sia, kehilangan seseorang yang aku
kagumi, seseorang yang aku harapkan untuk menjadi suamiku kelak, dan seseorang
yang tak pernah luput dari doaku. Sulit rasanya bagiku untuk melepaskan dia,
mengikhlaskan dia, terlebih lagi saat dia menyebarkan undangan pernikahannya,
aku merasa begitu hancur, air mata ini telah mengering, lelah batin ini menangis
karena kehilangan dia, tapi aku sadar tak layak aku seperti ini terus, aku tahu
semua yang terjadi atas kehendak Allah entah itu baik ataupun buruk, tugas kita
bukan untuk meratapi takdir tapi mencoba bangkit dan ikhlas untuk menerima
Takdir dari NYA, rasa tidak pernah ada yang salah yang salah adalah cara kita
dalam menyikapinya, sadar kalau disetiap kehilangan pasti akan ada sesuatu yang
Allah berikan untuk kita. Saat ini aku hanya berharap semoga rumah tangga yang
ia arungi selalu penuh berkah dan ia bisa menjadi imam yang baik untuk keluarga
kecilnya, terimakasih sudah membuatku jatuh hati dan terkagum dengan sikapmu
meskipun kamu tidak pernah mengetahui hal itu, mohon maaf bukan aku tak ingin
datang ke pernikahanmu, tapi aku hanya butuh waktu untuk menata hati ini agar
lebih ikhlas melepaskanmu abasay.