Kamis, 11 Februari 2016

Kehendak sang Lillah


Ini adalah akhir dari perjalanan cinta dalam diamku, saat dimana aku harus belajar untuk mengikhlaskan sesuatu yang tidak di takdirkan untukku. Sesuatu itu adlah cinta sebuah rasa kasih sayang yang tulus aku sampaikan KepadaNYA, sebuah doa penuh harapan aku curahkan agar rasa ini terbingkai indah di hati. Aku begitu menikmati keindahan cinta dalam diam ini , mengapa ? karena aku merasa begitu dekat dengan dia yang kucinta tanpa harus dia mengetahuinya, biarlah Dia yang menyampaikan ini kepada dia, kurang lebih hampir 2 tahun aku menyimpan perasaan ini, tak berani aku mengungkapkan semua ini, aku selalu merasa tak pantas untuknya dan kodratku sebagai wanita membuatku malu untuk mengungkapkan nya. Cinta ini sebuah rasa yang suci aku tak ingin menodainya hanya sebuah keinginan untuk mendapatkannya, memang aku sangat mengharapkannya entah kenapa saat pertama kali aku mengenalnya, aku merasa “he’s perfect husband” mungkin saat itu pertama dan terakhir kalinya aku bertemu dengan nya, idealism nya yang membuat aku kagum kepadanya, membuatku merasa nyaman saat mendoakan nya, tangis pilu penuh harap selalu ku curahkan di setiap sujudku, agar kelak dialah lelaki yang akan menjadi suamiku sehidip sesurga.

Tetapi seketika harapan itu hancur, saat seorang teman memberi kabar kalau ia akan menikah di bulan februari ini, jujur saat mengetahui itu semua hatiku begitu sakit dan merasa semua doaku terbuang sia-sia, kehilangan seseorang yang aku kagumi, seseorang yang aku harapkan untuk menjadi suamiku kelak, dan seseorang yang tak pernah luput dari doaku. Sulit rasanya bagiku untuk melepaskan dia, mengikhlaskan dia, terlebih lagi saat dia menyebarkan undangan pernikahannya, aku merasa begitu hancur, air mata ini telah mengering, lelah batin ini menangis karena kehilangan dia, tapi aku sadar tak layak aku seperti ini terus, aku tahu semua yang terjadi atas kehendak Allah entah itu baik ataupun buruk, tugas kita bukan untuk meratapi takdir tapi mencoba bangkit dan ikhlas untuk menerima Takdir dari NYA, rasa tidak pernah ada yang salah yang salah adalah cara kita dalam menyikapinya, sadar kalau disetiap kehilangan pasti akan ada sesuatu yang Allah berikan untuk kita. Saat ini aku hanya berharap semoga rumah tangga yang ia arungi selalu penuh berkah dan ia bisa menjadi imam yang baik untuk keluarga kecilnya, terimakasih sudah membuatku jatuh hati dan terkagum dengan sikapmu meskipun kamu tidak pernah mengetahui hal itu, mohon maaf bukan aku tak ingin datang ke pernikahanmu, tapi aku hanya butuh waktu untuk menata hati ini agar lebih ikhlas melepaskanmu abasay.